Rabu, 01 Agustus 2012

GAMBARAN KEPATUHAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM MENJALANKAN DIET

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
         Diabetes mellitus (DM)  atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama dikalangan keluarga, khususnya keluarga yang berbadan besar (kegemukan) bersama dengan gaya hidup tinggi. Kenyataanya DM menjadi penyakit masyarakat umum dan menjadi beban kesehatan masyarakat luas serta membawa banyak kematian. Secara umum, diabetes mellitus dapat dikendalikan yaitu dengan cara: pengaturan makanan (diet) yang pertama dan kunci menejemen DM yang sekilas tampaknya mudah, tetapi kenyataanya sulit mengendalikan diri terhadap nafsu makan oleh karena itu, penting untuk diketahui tentang tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalankan dietnya, faktor-faktor yang mempengaruhi  ketidakpatuhan dan cara-cara untuk menurangi ketidakpatuhan pasien diabetes mellitus (Neil, 2007). Dan pengendalian DM yang kedua adalah dengan latihan jasmani, perubahan perilaku resiko, obat anti diabetik (Bustan, 2007).
         Jumlah penduduk dunia yang sakit diabetes mellitus cenderung meningkat dari tahun ketahun. Indonesia menduduki rangking ke 4 (empat) dunia setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam prevalensi diabetes. Dalam jumlah, prevalensi penduduk dunia dengan diabetes mellitus diperhitungkan mencapai 125 juta per tahun, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendatang. Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya dinegara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Pada tahun 2007 prevalensi diabetes mellitus di Indonesia besarnya 1,2% - 2,3% (Bustan, 2007). Dari angka – angka peningkatan diabetes mellitus dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86 – 138% yang disebabkan oleh karena faktor demografi, gaya hidup yang kurang sehat, ketaatan diet dan berobat kurang (Slamet, 2010:1877).  Sedangkan menurut Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Subagijo Adi di Jawa Timur jumlah penderita diabetes mellitus 6% atau 2.248.605 orang dari total jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 37.476.757 orang (Sensus Penduduk, 2010), dan di Kabupaten Jombang penderita diabetes mellitus tahun 2010 sebanyak 780 orang (0,06%) dari jumlah penduduk total 1.202.407 orang (Dinkes Kabupaten Jombang, 2011).
         Berdasarkan data dari Rekam Medik Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang prevalensi diabetes mellitus pada tahun 2010 dari bulan Januari – Desember mencapai 233 pasien. Dan pada tahun 2011 mengalani peningkatan yakni mencapai 279 pasien, sedangkan pada tahun 2012 dari bulan Januari – Maret sejumlah 53 pasien diabetes mellitus. Dari data tersebut menunjukkan prevalensi diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunya. Selain itu penelitian Setyani (2007), juga menggambarkan tingkat ketaatan diet bagi pasien diabetes mellitus di BRSD RSU RAA Soedono Kabupaten Pati. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya 43% pasien yang patuh menjalankan diet diabetes mellitus. Sebanyak 57% pasien tidak patuh menjalankan diet yang dianjurkan. Untuk antisipasi hal tersebut perlu peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terkait (Sebainadin.blogspot.com, 2012).
         Saat ini, banyak orang masih menanggap bahwa penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Namun, setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua maupun muda. Menurut Sutedjo (2010) orang yang beresiko menderita DM adalah orang yang mempunyai beberapa faktor diantaranya faktor keturunan, obesitas/ kegemukan, usia dan pola makan. Dan gejala atau keluhan yang khas jika sudah mengalami DM diantaranya poliurie (sering kencing), polidipsi (banyak minum) dan poliphagi (banyak makan). Oleh karena itu indikator utama diabetes mellitus adalah kadar gula darah yang tinggi. Tingginya kadar glukosa darah secara terus menerus atau berkepanjangan dapat menyebabkan komplikasi diabetes. Secara umum DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bahwa diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegah (diperlambat), rentan terhadap komplikasi dan bersifat terminal (diakhiri dengan kematian). Keadaan lanjut ini bisa terjadi karena pasien merasa tidak sakit, sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan (Bustan, 2007).
         Penatalaksanaan Diabetes Mellitus ada lima komponen diantaranya pendidikan (edukasi), perencanaan makan (diet), olahraga dan latihan, pengobatan dan pemantauan serta pencegahan dan pengendalian komplikasi. Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Pada dasarnya penyusunan program diet diabetes mellitus adalah mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal, selain itu juga diperlukan pendidikan atau penyuluhan pada pasien diabetes mellitus untuk menerapkan pola makan seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui pola makan yang sehat. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Sutedjo, 2010). Pasien yang patuh akan mempunyai kontrol glikemik yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian retinopati, nefropati dan neuropati. Sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol, hal ini akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat dicegah (Sebainadin.blogspot.com, 2012).
         Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Dalam Menjalankan Diet Di Poli Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Jombang Tahun 2012”.

1.2        Identifikasi masalah
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya, kerena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a.       Demografi
b.      Gaya hidup yang kurang sehat
c.       Ketaatan diet dan berobat kurang/ minim
1.3        Batasan masalah
Peneliti membatasi penelitiannya pada gambaran kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam menjalannkan diet di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang tahun 2012.

1.4        Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah Bagaimana Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Dalam Menjalankan Diet Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang Tahun 2012 ?

1.5        Tujuan penelitian
         Mengetahui gambaran kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam menjalankan diet di poli penyakit dalam RSUD Kabupaten Jombang tahun 2012.

1.6        Manfaat penelitian
1.6.1  Teoritis
Diketahuinya tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam menjalankan diet dan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian ilmu keperawatan selanjutnya.

1.6.2 Praktis
a.             Dapat digunakan untuk menentukan intervensi yang lebih tepat dalam  peningkatan penyuluhan konseling tentang kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus sebagai upaya pencegahan resiko komplikasi.
b.            Untuk meningkatkan kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam menjalankan diet serta mencegah terjadinya komplikasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar